Tujuan Menulis; Kewajiban Seorang Penulis, Hak Para Pembaca


Buku bisa menjadi bagian dari diri yang tak terpisahkan. Makanya, pada hari itu jari-jari saya liar menelusuri serangkaian deret buku yang tersusun di rak perpustakaan kami. Sebuah judul menarik perhatian saya, apalagi tentang tema yang saya selalu cari-cari. Kreatif Menulis Cerita Anak dengan sampul beberapa tokoh hewan, khas yang dimiliki tokoh-tokoh pada fabel. Buku ini merupakan kumpulan makalah atau esai yang dibuat oleh Badan Perbukuan Nasional dan diterbitkan kembali oleh penerbit Nuansa. Terdapat tujuh orang praktisi dan pakar yang menyumbang tulisan pada buku ini.
Sumber gambar: utc.iath.virginia.edu 

Banyak yang membuat saya tertarik pada isi buku ini. Banyak ilmu baru yang saya dapatkan, menginspirasi sehingga saya membuat tersendiri tentang itu, berharap suatu saat bisa berguna entah sebagai dasar penelitian atau tulisan saya lainnya. Kali ini saya mendapat inspirasi dari esai Ibu Titi WS, seorang praktisi penulis cerita anak.

Resensi Tagore dan Masa Kanak: Imajinasi dan Inspirasi

Saya dulu selalu bertanya-tanya, apa pentingnya cerita-cerita fiksi, terus saja ditulis dan tampaknya dibutuhkan terus oleh dunia. bahkan hal-hal yang diceritakan tersebut tidaklah benar-benar terjadi. Beberapa orang malah menyebut sebagai cerita kebohongan. Sekarang saya memahami hal tersebut sedikit demi sedikit. Sebuah opini yang lahir dari penalaran terdalam saya, lahir dan batin... #pereeezzzz, hehehehe

Sumber foto: bukalapak.com

Apa yang sebenarnya melandasi dunia ini supaya tetap bergerak. Imajinasi yang menggerakan semua aspek, pada tataran paling dasar imajinasi hanya dianggap sebagai hiburan semata. Kita melihat buku-buku cerita dan film melambungkan pikiran, meloncati kenyataan. Ada keterbatasan yang dihadapi di dunia nyata, namun semua jadi tak berarti dalam karya fiksi. Rasa takut untuk eksplorasi sebagai kegagalan yang menjadi momok utama, hancur lebur oleh imajinasi.

Resensi: House of Silk

Bisa dibilang saya pengemar kisah-kisah klasik. Bagi saya, sebuah kisah dari masa lalu yang mampu bertahan hingga berpuluh-puluh tahun ke depan atau bahkan lebih, merupakan bukti dari kualitas. Terutama kisah-kisah detektif Sherlock Holmes, yang hingga sekarang masih terus diterbitkan dan terus dibaca. Apalagi kisah yang mendunia ini juga diapresiasi dengan berbagai media, tidak hanya di atas kertas tapi juga dalam bentuk film dan serial TV. Semua tentang Sherlock Holmes mendapat sambuatan yang luar biasa dari seluruh penjuru dunia.



Alasan di Balik Nama Pena

Saya sempat punya pengalaman yang rada menggelikan belakangan ini. Jadi malu sendiri, kalau diingat-ingat. Saya dan komunitas menulis buku keroyokan. Nah, baru bulan lalu buku itu datang. Saya senang luar biasa tapi lekas juga berubah. Yah, amarah menguasai ketika saya tak melihar nama saya di situ. Saya balik halaman berkali-kali. Benar-benar tak ada nama saya di situ. Yang ada, nama seseorang yang begitu asing bercokol sebagai editor dan pemilik satu karya.

Sumber foto: bookcovercafe.com

Tak lama, saya tepok jidat. Hehehe....lupa, ternyata itu memang diri sendiri. Lupa dengan nama pena sendiri karena proses penulisan buku itu, memang sudah beberapa tahun yang lalu. Atya Aufa sebuah nama yang saya pilih karena lebih unik dan enak didengar. Tapi lagi-lagi, karena kelamaan jadi lupa artinya. Apalagi sekarang saya menggunakan nama pena baru Rania Dewanti.

Buku, Romansa, dan Perpus

Saya yakin, semua juga pernah mengalami yang namanya jatuh cinta dengan berbunga-bunga dan pada akhirnya harus bertemu juga dengan malangnya patah hati. Saya ingat itulah awal mula pengalaman ini. Saya skip bagian bunga-bunga itu bermekaran tapi kalau mau ngebayangin, bayangin aja itu sakura yang mekar di sepanjang tepian sungai. Akhirnya, semua mesti remuk redam tak beraturan, hingga saya memutuskan hal aneh kala itu. Absurd luar biasa, saya gak cocok dengan manusia, manusia terlalu komplek untuk memahami dan dipahami. Entah dari mana datangnya ide gila itu. Maka, buku adalah sebuah pelarian yang begitu sempurna.

Sumber foto: www.123rf.com

Cara Mudah Menulis Katalog Buku

Ilmu yang tidak ditulis kembali ataupun tidak disampaikan kepada yang lain, akan cepat menguat bagai air mendidih yang terus dipanaskan. Makanya, dari jaman dahulu kala saya punya tips belajar dengan berbagi dengan orang lain. Eh, tau-taunya sekarang sekarang punya kesempatan jadi guru, dosen, dan trainer. Eeeiiittt.....stop, jadi ngelantur.

Ada sebuah ilmu baru bagi saya. Gak ada niat sebelumnya, tau-tau saya diminta ikut pelatihan bimtek pengelolaan perpus. Saya kira ini bisa jadi hal yang remeh-temeh banget. Menginggat, saya sering nongkrong di perpustakaan--merasa nyaman di antara buku-buku itu ketimbang orang lain #nahjadicurcolll--dan melihat pustakawan itu kerjanya santai banget.

Sumber foto: hallyucafe.wordpress.com

Bimtek tersebut didasari oleh hibah buku yang kami dapat untuk masjid di lingkungan kami. Sebuah program dari Perpustakaan Daerah Kalbar, untuk menggalakan minat baca warga. Penyebarannya juga tidak hanya di rumah ibadah. Perpustakaan-perpustakaan mini itu juga sudah tersebar di beberapa pos penjagaan perbatasan Indonesia-Malaysia, kantor camat, kantor desa, hotel, dan warung kopi.

Tips Menulis LKTI Simpel

Okay, lama rasanya tidak menulis atau memposting blog. Mulai kagok rasanya buat nulis dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar^^. Santai-santai aja yeee bahasanya, yang penting lahirlah tulisan yang satu ini....

Kesibukkan mungkin jadi  alasan utama karena lama banget gk ngunjungi blog. Apa lagi, kemaren lagi ikutan lomba kepenulisan. Nah, kali ini saya ikut lomba karya tulis ilmiah yang bertema "Sejarah/Budaya Pontianak. Yuppp.... tentang kota tercinta. Namun, karena metodenya mesti ilmiah jadi persiapan yang dilakuin mesti lebih banyak dari tulisan jenis lain.

Sebuah Buku dan Jatuh Cinta

Sepertinya saya selalu saja berujar, kalau telah jatuh cinta pada sebuah buku. Terasa terlalu obral memberikan pujian itu, toh buku cuma sebuah benda mati. Sebuah ujaran yang rada lebay untuk mengekspesikan rasa suka terhadap sebuah buku. Ada beberapa kriteria bagi saya untuk menyukai sebuah buku, mengingat buku juga punya karakteristiknya masing-masing.


Umumnya, untuk memilih aman, gak mau ambil resiko salah beli buku, penulis bisa jadi jaminan sebuah buku. Masing-masing penulis juga punya ciri khas sendiri. Kalau lewat pemahaman saya, pada karya mereka pasti ada hal yang khusus ditonjolkan. 

Resensi Fortunately The Milk Karya Neil Gaiman

Buku cerita anak yang saya baca ini merupakan terbitan Gramedia pada tahun 2014. Karya Neil Gaiman yang diterbitkan pertama kali pada tahun ...