Tujuan Menulis; Kewajiban Seorang Penulis, Hak Para Pembaca


Buku bisa menjadi bagian dari diri yang tak terpisahkan. Makanya, pada hari itu jari-jari saya liar menelusuri serangkaian deret buku yang tersusun di rak perpustakaan kami. Sebuah judul menarik perhatian saya, apalagi tentang tema yang saya selalu cari-cari. Kreatif Menulis Cerita Anak dengan sampul beberapa tokoh hewan, khas yang dimiliki tokoh-tokoh pada fabel. Buku ini merupakan kumpulan makalah atau esai yang dibuat oleh Badan Perbukuan Nasional dan diterbitkan kembali oleh penerbit Nuansa. Terdapat tujuh orang praktisi dan pakar yang menyumbang tulisan pada buku ini.
Sumber gambar: utc.iath.virginia.edu 

Banyak yang membuat saya tertarik pada isi buku ini. Banyak ilmu baru yang saya dapatkan, menginspirasi sehingga saya membuat tersendiri tentang itu, berharap suatu saat bisa berguna entah sebagai dasar penelitian atau tulisan saya lainnya. Kali ini saya mendapat inspirasi dari esai Ibu Titi WS, seorang praktisi penulis cerita anak.


Tujuan seseorang untuk menulis, secara langsung tentunya akan memengaruhi isi dari tulisan. Contohnya seseorang yang tujuannya berlatih menulis dengan cara eksplorasi cerita pribadi, suatu yang begitu populer dikalangan remaja sekarang, isi tulisan akan mencerminkan langsung pada tujuan tersebut. Tulisan juga tidak akan memuat hal-hal terkait fakta/ilmiah, di luar tujuan yang dipilih. Tulisan itu akan cendrung bersifat subjektif karena digali dari sudut pribadi yang kental dari penulis. Apalagi jika didukung untuk meningkatkan popularitas diri akan ada nilai ke”AKU”an yang kental.  Selain itu juga, tujuan dapat memengaruhi secara tidak langsung kualitas suatu tulisan. Tujuan yang tidak mempertimbangkan kepentingan para pembaca akan membuat tulisan tersebut turun dari kualitas bobotnya. Kualitas kebermanfaat yang harusnya menjadi tujuan utama semua tulisan yang diproduksi.

Banyak hal yang bisa menjadi pertimbangan seseorang untuk menulis; menghilangkan rasa bosan, mencari popularitas, atau berbagi sesuatu. Pada makalah yang ditulis oleh Ibu Titi WS, diarahkan kode etik yang harus ada dalam suatu tulisan. Tiga hal tersebut adalah informasi, edukasi, dan hiburan. Tentunya suatu tulisan yang bertanggung jawab terhadap pembaca harus memuat ketiga hal tersebut secara tersurat maupun tersirat. Dalam kata lain tulisan akan menemukan kualitasnya dengan penulis yang memberikan suatu informasi berguna bagi pembaca, juga memuat hal-hal yang dapat mendidik dan menghibur.

Beliau menjelaskan dengan contoh, sebuah karya yang telah membuat 3 hal di atas. Seorang penulis yang mampu menginspirasi dunia. Harrier Beecher Stowe seorang penulis dari America Serikat dengan novelnya Uncle Tom’s Cabin.  Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1852. Sebuah karya fiksi yang mampu menyadarkan dunia tentang kejamnya dunia perbudakan warga kulit hitam, yang jauh dari nilai-nilai kemanusian. Sebuah novel inspiratif yang mampu memberikan kesadaran pada warga dunia, tentang nilai kesetaraan pada tiap ras manusia. Contoh nyata seorang penulis yang mampu melakukan kewajiban dengan memberikan hak pada pembaca.

Semoga saya juga bisa menjadi penulis yang tidak hanya mengejar materi dan mengesampingkan nurani. Penulis yang baik akan mampu menjadi penawar. 
      

No comments:

Post a Comment

Resensi Fortunately The Milk Karya Neil Gaiman

Buku cerita anak yang saya baca ini merupakan terbitan Gramedia pada tahun 2014. Karya Neil Gaiman yang diterbitkan pertama kali pada tahun ...