Resensi Fortunately The Milk Karya Neil Gaiman

Buku cerita anak yang saya baca ini merupakan terbitan Gramedia pada tahun 2014. Karya Neil Gaiman yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2013 dialihbahasakan oleh Djokolelono ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul Untunglah Susunya. Secara fisik buku ini memiliki 128 halaman dan dimensi 20 cm. Sangat menyenangkan dan menghibur untuk dibaca terlebih disertai banyak ilustrasi spektakuler oleh Skottie Young. Sebuah buku yang tepat sekali dibaca sekali duduk oleh pembaca dewasa karena kategori isinya sendiri tidaklah penuh konflik maupun memiliki plot twist khas novel-novel thriller. Sedangkan bagi anak terutama yang baru belajar membaca tentunya akan memotivasi karena diserta ilustrasi menarik tadi.

Sumber: dokumentasi pribadi



Cerita ini dimulai ketika ibu harus pergi untuk urusan pekerjaan, sehinga ayah dan 2 orang anaknya harus mandiri mengurus kebutuhan mereka dalam beberapa hari ke depan. Petualangan pun dimulai ketika mereka kehabisan susu untuk sarapan, sehingga ayah harus segera bergegas membeli ke toko. Dari sinilah petualangan seru dimulai, ternyata sang ayah mengalami banyak sekali kejadian aneh untuk menyelamatkan sebotol susu. Petualangan aneh sekaligus seru yang dialami ayah tersebut, diceritakan kembali kepada kedua orang anaknya tersebut ketika kembali. Selama itu, sang ayah berusaha melarikan silih berganti dari kejaran alien hingga bajak laut. Sungguh petualangan luar biasa yang banyak melibatkat mahluk-mahluk menakjubkan seperti piranha laut, dinosaurus, dan kuda poni.

Sumber foto: dokumentasi pribadi

Alur cerita dinarasikan dengan pilihan kata-kata yang sanggat tepat. Tentunya untuk urusan yang satu ini Neil Gaiman sudah tidak diragukan lagi, sebagai novelis yang telah memiliki nama besar secara internasional. Tapi, Djokolelono juga punya peran yang bisa dikatakan sukses untuk menerjemahkan buku ini ke dalam Bahasa Indonesia. Yang saya rasa juga tidak terlalu sulit tapi tetap perlu kepekaan yang baik, menginggat genre cerita, untuk anak. Balik lagi pada alur cerita yang dieksekusi dengan sangat apik oleh Gaiman, walaupun tidak terlalu tebal namun perpindahan satu peristiswa ke peristiwa lain tidak terasa buru-buru maupun menurunkan suasana yang telah dibangun sebelumnya. Padahal dengan keterbatasan halaman dan banyaknya peristiwa jika dieksekusi tidak dengan baik maka akan seperti kepingan puzzle yang tidak mampu membawa pembaca kepada keutuhan cerita. Hal lain, yang menjadi kegemaran saya juga adalah cara deskripsi tokoh-tokoh didalam cerita ini. Terutama tokoh-tokoh yang bersifat fantasi. Dari hal ini, Gaiman sungguh sangat kreatif. Beliau sukses luar biasa menghidupkan tokoh-tokoh tersebut sehingga terasa natural. Deskripsi yang begitu ‘mulus’ mengambarkan fisik dan karakter tokoh.

Hanya satu hal yang saya sayangkan, yakni ketika diakhir cerita anak-anak seperti menemukan bukti bahwa sang ayah hanya mengarang cerita untuk mencari alasan karena terlalu lama pergi membeli susu. Bagi saya ini membunuh imajinasi anak-anak yang perlu distimulus sejak dini. Ada sesuatu kerangka berpikir yang begitu kontras ketika seorang anak telah senang dan riang gembira dengan imajinasinnya dihadapkan kembali kepada fakta bahwa hal tersebut adalah kebohongan yang dibuat-buat. Sesuatu yang tidak semestinya ternarasikan di dalam buku.

Diantara semua perpaduan, kelebihan maupun kekurangan yang sudah saya ceritakan di atas secara singkat tentang cerita ini, tetap saya membuat saya tak pernah bosan berkali-kali mengulang membaca. Akhirnya, saya juga mencari karya-karya Neil Gaiman lainnya.

Selamat membaca, semoga tulisan saya bermanfaat.

 

No comments:

Post a Comment

Resensi Fortunately The Milk Karya Neil Gaiman

Buku cerita anak yang saya baca ini merupakan terbitan Gramedia pada tahun 2014. Karya Neil Gaiman yang diterbitkan pertama kali pada tahun ...