Cerbung: Cerita Langit Mendung (5)

“Kamu ini ngapa sih? Wong maksud Satrio itu baik ngurus kepindahan kamu?”
“Tapi caranya itu bu, aku juga yakin kalau bapak juga punya pendapat sama kayag aku. Aku dididik dengan keidealisan pria yang berdisiplin tinggi, pria yang gak takut pangkatnya gak naek-naek kalo yakin ngebela yang benar.”

Ndok...kamu kenapa bawa-bawa bapakmu? Wong almarhum udah tenang kok.” Kejengkelan terdengar dalam suara ibu yang bergetar,  ia segara beranjak dari kamarku.
“Aku cuma menggingat ajaran bapak. Dan tetap setia sama nuraniku yang berusaha ngebela kemanusian. Berusaha tetap jadi manusia.”

Cerbung: Cerita Langit Mendung (4)

Kemana Satrio yang dulu selalu bereaksi cepat saat rakyat kecil terpijak? Kemana Satrio yang dulu selalu berteriak lantang demi bereaksi keras menentang KKN? Kemana Satrio yang dulu dengan nurani lembutnya yang membuatku kagum? “Aku tinggal telepon ne, dan paling lambat minggu depan SK barumu turun.” Satrio masih belum menyadari kemelut sukmaku.
Sumber Gambar: www.glogster.com


“Kamu berubah!” Ujarku tajam dan segera meninggalkan restoran. Aku tak sanggup lagi menoleh kearahnya. Tak lama ada selaksa nyeri menghampiri kepalaku. Denyutan ini begitu membara dan semakin menguat tiap detiknya. Memang denyutan ini hanya menyayat di beberapa titik namun dalam keadaan seperti sekarang ini sungguh begitu memprovokasi. Aku hanya ingin segera lekas pulang dan merebahkan diri.

Cerbung; Cerita Langit Mendung (3)

Pandanganku beralih pada garis melingkar yang meninggalkan warna putih di jari manis kiriku. Dulu pernah ada benda yang begitu kujaga dan kuhargai, bukan karena nilai rupiah dalam tiap karatnya namun karena simbol dari nilai indah kepercayaan dan pengertian. Pikiranku meloncat ke peristiwa seminggu lalu.


Sumber Foto: www.shutterstock.com
...
Aku begitu bahagia melihat sosok itu, dan jika tidak menggingat adat kesopanan timur mungkin aku akan menghambur ke dalam pelukkannya, berdiam selama mungkin. Pancaran matanya pun berusaha menuturkan perasaan yang sama dengan yang kurasakan, rindu. Satrio menjemputku dengan sumringah senyum khasnya, ia sigap membawa tasku. Apa nanti ia juga akan tetap sesigap ini kala menjadi suamiku atau malah berubah jadi sesosok manusia cuek yang berlaga seperti bos besar? Tipe suami-suami yang umumnya kulihat dalam masa tugasku di daerah, yang beranggapan bahwa istri adalah seorang abdi. Ah, Aku jadi ngelantur

Cerbung; Cerita Langit Mendung (2)

Hujan yang membawa anugerah malah bermuka muram kala membuat parit meluap dan berbau menusuk. Belum lagi berbagai penyakit yang akan merongrong. 




Aku kini bersitatap dengannya, entahlah dari kedua matanya dapat kurasakan aura yang begitu rumit. Entah itu bahagia, nanar, tersayat, sedih, ataukah yang lain? Pascaoperasi aku ditugaskan untuk merawat luka 20 cm yang melintang di perutnya. Apa ia bahagia? Apa bisa bahagia tinggal di rumah yang begitu tidak layak ini? Rumah yang membuatku begitu bersyukur dengan rumah dinas tipe 21 yang begitu seadanya dan sederhana.

Cerpen: Maaf


Pagi ini, saya membuka-buka beberapa file lama, ketemu sebuah cerpen yang saya buat sendiri untuk pembelajaran di kelas. Cerpen ini juga pernah saya coba kirim ke sebuah majalah anak, nasib belum dimuat. Selamat membaca.



           Sumber Gambar: www.andreskwon.com
 Salam terdengar membahana di ruang tamu. Dani yang semula tampak serius lekas menjawab salam dan bergegas membuka pintu. Ternyata di ambang pintu telah berdiri ayah yang tersenyum dalam letihnya sepulang kerja. Dani segera mengambil tas dan mencium tangan ayah. Ayah tersenyum makin lebar sambil mengacak-acak rambut anak sulungnya.

Cerbung: Cerita Langit Mendung (1)

Sejak kapan bilbord megah itu terpampang di jalan protokol pada kota ini? Bilboard yang membawa pesan propaganda iklan itu mampu menyedot perhatian pengguna jalan. Kesan yang begitu elegan dan mewah terpancar pada objek iklan tersebut. Kedua benda yang saling melingkar bertautan bermata berlian begitu mengoda. Tampaknya sang kreator atau yang mpunya ide akan iklan tersebut terbilang sukses menjalankan tugas persuasinya.

Sumber Gambar: hot.detik.com

Resensi Fortunately The Milk Karya Neil Gaiman

Buku cerita anak yang saya baca ini merupakan terbitan Gramedia pada tahun 2014. Karya Neil Gaiman yang diterbitkan pertama kali pada tahun ...