Adakalanya bahkan lebih sering, saat kita hendak memulai
menulis kita harus melupakan sejenak tentang definisi. Contohnya saja, untuk menulis sebuah esai.
Adakalanya definisi juga dipengaruhi penerjemahan atau suatu kondisi negara
tersebut. Kita bisa lihat seperti di Indonesia. Di negara kita tercinta ini,
kata esai hanya digunakan untuk suatu tulisan di bidang seni maupun kebudayaan.
Sebenarnya bisa saja disinonimkan dengan opini. Toh, dalam penulisannya juga
perlu didasari pemakaian pemikiran yang kuat.
Yang bisa diwujudkan dengan runtun logika yang baik dan sumber referensi
yang sesuai.
Sumber: Google.com
Pembedaan esai dan opini di Indonesia selain karena pengaruh
bidang, didasari juga gaya bahasa yang digunakan penulis. Umumnya, dalam bidang
seni dan budaya, esai dianggap sebagai produk seni yang sifatnya lebih fiktif
di banding opini di surat kabar. Esai budaya adakalanya mengutakamakan
keindahan bahasa dan opini cendrung lugas. Padahal, gaya bahasa adalah hak
penulis itu sendiri. Jangan pernah lupakan esesnsi dari esai dan opini yang
sama-sama memaparkan buah pemikiran dari seseorang, terlepas dari bentuk media
dan bidangnya.
Di luar negeri, khususnya dalam sistem pendidikan barat,
esai memiliki kedudukan yang penting. Para mahasiswa sudah tidak lagi diuji
dengan bentuk tes pengetahuan, tapi sejauh mana mereka mampu menyintesiskan
pengetahuan yang didapat. Oleh karena
itu, tolok ukur yang sesuai adalah dengan penulisan esai. Melalui esai yang
ditulis diakhir setiap modul, akan dapat dinilai sejauh mana tingkat pemikiran
seseorang. Peningkatan kualitas perkuliahan seperti ini sebenarnya lebih baik
dibanding meningkatkan lama masa studi, seperti program s2 yang diwacanakan
akan meningkat masa studinya menjadi 4 tahun.
Dari tulisan selain tingkat pemikiran juga dapat dilihat
cara seseorang menilai suatu hal. Akan
tampak apakah seseorang tersebut cendrung logis atau sejauh mana ia
melibatkan perasaannya, dll. Hal lain yang akan kelihatan adalah pengaruh buku
yang pernah dibaca. Buku-buku yang dijadikan rujukan, yang disetujui, yang
dibantah. Lalu kembali lagi pada gaya
bahasa yang pada umumnya dipengaruhi oleh penulis yang disukai.
No comments:
Post a Comment