Review lagi.....
Kalau ketemu buku bagus memang bawaanya produktif ya, Alhamdulillah. Berawal
saat saya pulang kampung ke kota tercinta di akhir tahun 2014. Biasa
jalan-jalan deh di toko buku dan kaget
luar biasa melihat harga-harganya. Itu harga kenapa bisa begitu? Saya langsung
membandingkan dengan toko buku kiosan di tanah pasundan, hehehe. Jangan dijawab
deh ntr jadinya kemana-mana, fokus
dulu...fokus. Menginggat budget
karena akan kena rapel, jadinya ngubek-ngubek
toko buku yang gak terlalu tenar, eh
dapat lah buku ini.
Sumber foto: www.repbulikapenerbit.com
Yup, buku dengan cover wajah Hamka yang tersenyum lebar.
Kebetulan beberapa waktu yang lalu saya juga sudah sering membaca kutipannya di
medsos, khususnya FB. Sebuah biografi yang ditulis oleh anak sendiri tentu akan
begitu berbeda sudut pandangnya. Bisa lebih rinci dan empati. Juga ternyata
gaya penulisan Pak Irfan begitu humanis. Beliau terlibat langsung dalam
beberapa frame cerita. Cendrung seperti memoar.
Karya-karya Hamka sendiri banyak memberi pengaruh pada saya.
Beliau lewat karya-karya romannya lah yang menjadi inspirasi saya untuk
mencintai dunia sastra. Saya ingat bagaimana menemukan buku-buku beliau di
antara debu perpustakaan :’( . Btw, kalau ada yang ketemu Merantau ke Deli,
kasih tahu ya, biar saya beli, hehehe ^_^V
Balik ke biografinya, Buya Hamka tentu punya nama besar yang
tak diragukan lagi. Nah, di biografi ini juga disingguh beberapa kejadian
kontrofersi dalam hidup beliau. Bagaimana keteguhan hati beliau saat menjabat
sebagai Ketua MUI dan mengeluarkan fatwa yang ditolak pemerintah, juga saat
beliau difitnah menjiblak karya
sastrawan Perancis ketika jaman Lekra dan akhirnya di penjara. Bagaimana
dibalik hati yang tegas ada kelembutan, ada selaksa maaf untuk orang-orang yang
menjalimi. Ada juga berbagai cerita di kehidupan sehari-hari beliau.
Nah, dari sisi lain, ada kisah perjalanan haji beliau dan
lawatan ke beberapa negara. Atas undangan beberapa duta besar, yang akhirnya
harus kembali ke Jeddah dengan rute darat membelah padang pasir yang penuh
bahaya. Saya juga baru tahu dari buku ini bahwa Buya Hamka adalah seorang
pejuang yang aktif melawan penjajah. Beliau ternyata juga seorang pendekar,
semasa jaman penjajahan beliau berkeliling hutan di Sumbar.
Banyak lagi cerita menarik di dalam buku itu. Kekurangannya
bagi saya adalah kurang tebal. Review buku Ayah ini pasti kurang lengkap, jadi
lebih baik beli langsung bukunya. Dijamin bakal puas.
No comments:
Post a Comment