PSP3 Kemenpora; Another Days To Tell

Ada sebuah perpaduan antara jenuh dan lelah ketika diminta untuk mendeskripsikan program yang saya ikuti ini. Jadi, akan jadi solusi luar biasa kalau ada satu link yang langsung bisa dirujuk. Upaya untuk menjelaskan itu juga susah-susah gampang. Antara buku pedoman dan keadaan lapangan biasanya jauh berbeda. 
Tapi, saya mulai saja untuk mundur pada kejadian beberapa hari yang lalu. CLINGGGGG!!!! Hehehe… ^^v
Sumber: http://www.reusableart.com/v/buildings/cottages/

Matahari sudah mulai naik, ketika tiap harinya saya Alhamdulillah selalu bisa mensyukuri keadaan. Udara yang alami, warga yang baik, walaupun pemondokan saya begitu sederhana. Semua terbuat dari bambu, ada semilir angin yang menyusup dari lantai bambu yang ditutupi tikar, ada secercah sinar matahari yang juga turut menyapa dari sela-sela anyaman dinding bambu. Hari itu, saya baru pulang setelah beberapa hari beraktivitas di luar. Selain untuk beristirahat, saya ingin memanfaatkan untuk beres-beres saja. Maka inilah saya, duduk di antara tumpukan pakaian dengan tangan mengepal setrika.


Telepon genggam berbunyi, isinya sebuah perintah. Kami diminta segera meluncur ke desa lain, di kecamatan lain untuk menerima pinjaman buku dari perpustakaan kabupaten untuk TBM Saung Bahagia. Detik itu juga saya menyadari, ternyata ini manfaatnya kami dilatih di Rindam Jaya. Saya bahkan tak sempat lagi memakai perlengkapan make up, cuma pelembab untuk mengantisipasi hari yang panas, itupun dipakai ketika kami sudah meluncur. Hampir 45 menit berkendara di jalur pegunungan yang bagaikan roller coster untuk sampai ke kantor desa tujuan.
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Inilah satu fragmen sampel kesibukan dalam tugas. Walaupun tak ada dinding kantor dan jam kerja yang membatasi. Jika memang tidak ada aktivitas hari-hati tanggal hitam akan berasa seperti tanggal merah saja. Hehehe asik banget… Kunjungan lapangan juga bisa dinikmati sebagai tamasya saja. Alhamdulillah….
Di luar itu semua PSP3 juga harus patuh pada tugas-tugas pokok. Ada penggerakan, pendampingan, dan kemandirian. Semua dikemas dalam kapasitas peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Uniknya konsultan pembangunan ini, juga punya kewajiban berdomisili di desa, mempelajari yang ada untuk kelak kembali dan dikembangkan di daerah asal. Semangat buat anak-anak Kemenpora!

2 comments:

  1. Sepertinya sebelum resmi jadi dokter, saya juga harus dilatih di rindam jaya dulu wkwk

    ReplyDelete
  2. Hehehe... awalny benci setengah mati sme pelatih, apelg kawan2 kk yg dilatih mantan kopasus..tp bgitu sampai desa barulah sadar...

    ReplyDelete

Resensi Fortunately The Milk Karya Neil Gaiman

Buku cerita anak yang saya baca ini merupakan terbitan Gramedia pada tahun 2014. Karya Neil Gaiman yang diterbitkan pertama kali pada tahun ...