Perbedaan Gaya Penulisan Buku dari Pengarang Akademisi & Praktis

Ada moment dalam diri saya yang merasa bahwa terkadang jalan yang saya pilih terlalu banyak teori. Itu terjadi saat beberapa minggu yang lalu, saya kembali merapikan berkas-berkas. Kenyataannya yang paling menyita tempat adalah berkas materi semasa perkuliahan. Sambil berkemas, saya sempat melihat kembali teori-teori itu. Saya bahkan tak mengenali diri sendiri saat mampu mempelajari teori yang terlalu luas itu. Ciieeee....dikit sombong. Akhirnya setelah disortir, cuma tinggal beberapa bahan yang tetap dipertahankan.


Setelah pulang dari masa pengembaraan yang tak seberapa, saya akhirnya kembali mengajar. Saya mengajar untuk mata kuliah Bahasa Indonesia. Yang berbeda dari bahan Bahasa Indonesia di sekolah, di perguruan tinggi mahasiswa diharapkan mampu memproduksi tulisan. Semua bertitik tumpu pada kegiatan menulis ini. Sedangkan keterampilan bahasa lainnya, untuk tingkat mahasiswa sudah diharap bisa. Produksi tulisan yang dihasilkan juga bukan dari kelas yang ecek2, tapi sudah lebih berisi, lebih ilmiah.

Nah, di sini lah saya kembali merefresh aneka data lama yang pernah ada J Kembali membuka buku-buku tentang menulis. Saya bandingkan isi dari beberapa buku. Ada pola yang selama ini luput dari saya, bahwa terdapat perbedaan mencolok dari penulis yang berlatar belakang akademisi dan praktisi. Seorang akademisi menulis selalu dimulai dengan memaparkan teori dari unsur terkecil. Misalnya tanda baca baru ke arah yang lebih kompleks, misalnya paragraf. Dari segi layout pun tidak ada variasi tampilan, hanya terdiri dari judul, subjudul, baru susunan paragraf-paragraf. Satu alenia terdapat satu ide pokok. Sedangkan praktisi, akan langsung memulai untuk menyusun suatu tulisan, tahap perencanaan hanya terjadi dialam pikiran dan masalah ejaan baru diperlakukan saat menyunting. Untuk tata letak pun tidak mengikuti aturan. Para praktisi gemar juga memainkan ukuran font, kemudian tidak ada bentuk paragraf yang menjorok beberapa centi ke dalam. Bahkan dalam satu buku. Bentuknya paragraf yang rata kanan-kini di awali oleh nomor. Pastinya juga langsung pada trik-trik yang sering digunakannya.

Semoga bermanfaat, tulisan saya ini didasari oleh buku-buku dari kalangan akademisi seperti Komposisi dan Gaya Bahasa serta modul yang kami gunakan. Sedangkan buku-buku dari penulis praktis  misalnya dari karya Remmy Silado (wartawan & pengarang) serta beberapa buku menulis dari luar Indonesia.        



No comments:

Post a Comment

Resensi Fortunately The Milk Karya Neil Gaiman

Buku cerita anak yang saya baca ini merupakan terbitan Gramedia pada tahun 2014. Karya Neil Gaiman yang diterbitkan pertama kali pada tahun ...