Terjaga dengan Tulisan

Sebulan lebih 3 hari dari postingan terakhir saya, sebuah kemunduran, bagai sebuah bukti bahwa saya gagal mendisiplinkan diri dari target yang ingin dicapai :’( . sebagai manusia biasa, pasti nanti akan ada alasan sebagai pembenaran dari kosongnya postingan itu. Sibuk ini lah, sibuk itulah, padahal ada kalanya hanya penundaan sehari, ya... ditunda sehari selanjutnya ditunda lagiii...

Hari ini juga sebenarnya tidak ada konsep untuk menulis hal apa. Tumben, rasanya kosong saja. Padahal baru pulang dari jalan-jalan, ada buku juga yang selesai dibaca. Jadi tulisan hari ini bertujuan untuk mengusir kantuk. Agar setelah subuh tidak kembali tidur lagi, walaupun udara dingin rasanya mendayu-dayu. Juga kelopak mata sudah berat untuk tertutup lagi walaupun jari-jari masih menari di keybord. Mungkin tak lama lagi, huruf-huruf yang diketik sudah mulai lari ke sana-sini.


Arrrggggghhhhh..... saya benci seperti ini. Tapi, jika dipaksakan juga bukan ide yang didapat tapi rasa frustasi.

Medsos juga tak begitu menarik lagi untuk bisa membunuh kebosanan. Terlalu banyak, pencari sensasi. Nah lohhhh, oke stop, kalau dilanjutkan bisa sarkasme. Maka sambil mengetik tadi sudah diputuskan saya akan menulis tentang diri saya saja. Mungkin tidak menarik, tapi biarlah dari pada ngomongin orang, apalagi ini bulan puasa, eaaaakkk....

Kami baru pulang liburan ke daerah pegunungan. Dan yang spesial adalah melihat mentari mulai naik saat fajar. Saya selalu suka hal-hal bernuansa pagi, insyaAlloh nanti akan saya namai anak saya fajar, hehehe. Agar selalu bersemangat di pagi hari. Nanti akan ada juga embun dan bening... oke-oke fokus dulu. Kami harus berjalan di antara kebun teh yang kian menanjak, yang katanya cuma 200m dari penginapan, faktanya lebihhh banyak. Begitulah, harus ada pengorbanan dahulu baru kesenangan kemudian.    

Seperti juga pagi ini, saya berjuang untuk tidak tidur lagi sampai matahari terbit. Ini jadi kebiasaan lain. Walaupun nanti terlelap sebentar setelah mentari naik, biasanya badan tidak akan terlalu lemes ketika bangun. Berbeda kalau setelah subuh langsung tidur kembali. Saya si muka bantal ini, bisa kebablasan sampai siang, untuk selanjutnya akan menjadi malas sepanjang hari. Lalu, badan juga rasanya remuk  dan pusing tidak ketulungan.  Oke, maka jadilah tulisan ini, sebagai pengingat juga sebagai pelarian untuk tetap terjaga. 

2 comments:

  1. wah lama juga yah, sampai sebulan.

    saya suka tulisannnya mbak, apalagi kita sama, sama-sama menyukai fajar

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe.... terlalu menyibukkan diri, tp sekrng dlm upaya 1 hari 1 postingan, makasih ya...

      Delete

Resensi Fortunately The Milk Karya Neil Gaiman

Buku cerita anak yang saya baca ini merupakan terbitan Gramedia pada tahun 2014. Karya Neil Gaiman yang diterbitkan pertama kali pada tahun ...