Kopang adalah sebuah buku kumpulan cerpen yang ditulis oleh Mardian dan Riani Kasih. Mereka adalah rekan satu program studi, yang sebenarnya berbeda angkatan dengan saya, yang terkadang satu juga dalam beberapa mata kuliah.
INTERMEZO:
Untuk lebih akrabnya saya biasa memanggil Riani Kasih, Yaya.
Sedangkan untuk Mardian, tidak ada panggilan khusus karena kalau saya panggil dengan singkatan dari namanya, akan terjadi bias gender, contoh saja kalau saya panggil Mar...Mar! si abang jadi seolah-olah bernama Mariam. Nah, klo dipanggil Di...atau Yan... gimana tu...? teman-teman dekat memanggilnya Beib... aduh! Saya terlalu sungkan untuk melakukannya... jadi dek saja panggilan untuknya.
Saya merasa bahwa ilmu yang dimiliki terlalu cetek untuk mengukuhkan tulisan ini menjadi sebuah resensi. Saya juga takut tidak bisa melepaskan diri dari kedua sosok penulis. Oleh karena itu, saya menamai tulisan ini coretan suka-suka, jadi sesuka hati saya saja.
Sebelum Anda membaca Kopang, Saya ingin tegaskan bahwa Kopang menuntun pembaca untuk cerdas dan bermental dewasa. Jika dikaitkan bahwa suatu karya sastra memuat standar perilaku dan konsekuensinya, itulah yang dapat diceritakan sekilas dari Kopang. Namun, jangan harap kita menemukan perilaku yang dapat di copy paste begitu saja 100%. Tapi yang akan ditemukan pembacaan adalah eksplorasi kebejatan manusia. Ekspresi tersebut tanpa romantisme, ketulusan, dan optimisme. Akhirnya, akan ada pelajaran yang didapat, konsekuensi yang mesti ditanggung oleh pelaku. Semua dibungkus dengan permainan rima yang gila. Di beberapa cerpen persamaan bunyi tersebut menimbulkanya efek puitisasi yang mesra. Namun, adakalanya gaya bahasa penulis menjadi tak berimbang dan terasa dipaksakan. Cerpen-cerpen juga akan terasa tidak konsisten penggungkapannya. Mungkin saja hal itu dipengaruhi keadaan psikologis penulis sebagai manusia.
Nah tulisan dibuat sebagai pertimbangan sudut pandang saja. Jadi, anda sebaiknya membaca lengkap 10 cerpen yang ada. Buktikan, apakah anda sependapat dengan saya. ^_^V
wiiih, keren-keren nih anak basinda, dah menelurkan cerpen yang keren-keren..
ReplyDeletebole lah kirim sebutik ke sekadau gratis :p
*udah lulus tapi masih mental mahasiswa wkwkwk
Yang di sekadau bisa kok dapatkannya. Kalau Kak Dinie bersedia, kirimkan saja alamat dan nomer hapenya. Atau ke facebook kita Riani Kasih Adham. L)
ReplyDelete