Resensi Ayah karya Irfan Hamka

Review lagi..... Kalau ketemu buku bagus memang bawaanya produktif ya, Alhamdulillah. Berawal saat saya pulang kampung ke kota tercinta di akhir tahun 2014. Biasa jalan-jalan deh di toko buku dan kaget luar biasa melihat harga-harganya. Itu harga kenapa bisa begitu? Saya langsung membandingkan dengan toko buku kiosan di tanah pasundan, hehehe. Jangan dijawab deh ntr jadinya kemana-mana, fokus dulu...fokus. Menginggat budget karena akan kena rapel, jadinya ngubek-ngubek toko buku yang gak terlalu tenar, eh dapat lah buku ini.



Yup, buku dengan cover wajah Hamka yang tersenyum lebar. Kebetulan beberapa waktu yang lalu saya juga sudah sering membaca kutipannya di medsos, khususnya FB. Sebuah biografi yang ditulis oleh anak sendiri tentu akan begitu berbeda sudut pandangnya. Bisa lebih rinci dan empati. Juga ternyata gaya penulisan Pak Irfan begitu humanis. Beliau terlibat langsung dalam beberapa frame cerita. Cendrung seperti memoar.

Resensi Financial Parenting karya Kak Seto & Lutfi Trizki

Suka rada kesal euy kalau ketemu anak kecil yang ngerengek minta jajanan sama orang tuanya. Apalagi sampai menangis histeris tingkat godzila atau sambil mukul-mukulin si Emaknya, kayag beduk di malam takbiran. Mutlak kesalahan orang tua ya. Kalau saja itu saya, pasti sudah ditinggal. Tapi banyak orang tua yang malah memilih mengabulkan keinginan anaknya. Cari uang kan juga untuk anak, katanya. Nah, bagi ortu yang tidak sependapat dengan saya silahkan untuk tidak terus membaca.

Sumber: Foto Pribadi

Jika alasannya seperti itu, selamat anda memang tidak menyiapkan putra-putri anda untuk mandiri finansial. Bukan kata saya loh. Tapi katanya Kak Seto dan Lutfi Trizki dalam buku Finansial Parenting. Kalau masih ada yang ngotot bahwa saat anak dewasa bisa saja berubah. Ini juga harus disadari si anak akan dapat stimulus dari mana? Ingat, sistem pendidikan kita belum menyiapkan aspek kemandirian finansial. Dari masyrakat luas? Kasihan banget dong tu anak, main dicemplungin aja tanpa bekal yang memadai.

Syarat Pelayanan Darah bagi Peserta BPJS

Informasi merupakan hal yang sangat penting, harusnya itu saya sadari jauh-jauh hari. Bukannya selalu sembrono, ingin cepat-cepat J yang akhirnya pusing sendiri. Ini yang saya alami saat mengurus administrasi untuk pengambilan darah di PMI. Saking emosinya saya kala itu, pengen langsung tweet aja di akunnya Pak Jusuf Kala. Waktu itu beliau masih jadi ketua PMI, welehh...kebiasaan jelek ya, panas dikit langsung upload, hihihihi.

Sumber: PMI Kota Pontianak

Cerita lengkap, Ayah diopname, HB nya anjlot, jadi harus secepatnya tranfusi. Semua prosedur udah dilakuin termasuk pengambilan sampel dan surat pengantar. Alhamdulillah darah golongan O lagi banyak stok. Saya tinggal bawa pulang, eh bawa ke rumah sakit dulu. Tapi,  saya jadi sock ketika mbak  petugas menyodorkan kuintansi tanda harus dibayar. Ah, apaan ni?!?!?

Resensi Fortunately The Milk Karya Neil Gaiman

Buku cerita anak yang saya baca ini merupakan terbitan Gramedia pada tahun 2014. Karya Neil Gaiman yang diterbitkan pertama kali pada tahun ...