Siti mungkin sudah mengikuti perkuliahannya di Ausy, sedangkan Ajeng juga sudah mulai sibuk dengan tesisnya. Bahkan Dila kembali lagi ke almamater kami dengan gelar barunya, dosen termuda. Aku masih bisa mengingat wajah mereka ketika menulis surat lamaran. Wajah-wajah mereka yang mengeskspresikan pertanyaan-pertanyaan bahkan terbersit juga keraguan saat ku ceritakan niatan untuk kembali ke daerah, yang jaraknya beratus-ratus kilometer dari akses ibu kota provinsi. Bahkan ada kalanya, rekan-rekanku itu mengkonfrontasi begitu getol atas keputusanku, mereka begitu gigih membandingkan dengan yang mereka sebut sebagai realita kehidupan dan membuang diri ke pedalaman. Begitu halnya dengan orang-orang di sekitar yang tanpa basa-basi lagi menertawakan aku yang dianggap begitu naif. Begitu naif karena bagi mereka untuk hidup di zaman ini haruslah mengikuti standar komersialitas. Bahkan pada awalnya kedua orang tuaku begitu menentang, menggugat, dan arogan membanding-bandingkan dengan sahabat-sahabatku yang dianggap telah begitu sukses. Tentu ada juga rasa iri pada mereka, tapi ada perasaan yang tak terungkap untuk niatanku ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Resensi Fortunately The Milk Karya Neil Gaiman
Buku cerita anak yang saya baca ini merupakan terbitan Gramedia pada tahun 2014. Karya Neil Gaiman yang diterbitkan pertama kali pada tahun ...
-
17 Agustus 2012, Kalibata gelap gulita. Beberapa saat sebelumnya, ini bukan kali pertama aku menginjakka...
-
Saya dulu selalu bertanya-tanya, apa pentingnya cerita-cerita fiksi, terus saja ditulis dan tampaknya dibutuhkan terus oleh dunia. bahkan ha...
-
Ilmu yang tidak ditulis kembali ataupun tidak disampaikan kepada yang lain, akan cepat menguat bagai air mendidih yang terus dipanaskan. Ma...